Katakanlah (Muhammad), 'terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?' perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang (kepada mereka) tanda-tanda kekuasaan (kami), tetapi mereka tetap berpaling" (QS. Al-An'am:46)
Manusia merupakan makhluk yang paling cerdas dari makhluk yang lain di bumi ini. Tak satu pun dari spesies dan genus yang ada di bumi menyamai kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan sendiri merupakan sesuatu yang harus disyukuri oleh manusia dan dimanfaatkan dengan baik serta benar. Karena kecerdasan adalah salah satu wujud dari anugerah Allah yang sangat berharga, yang diberikan kepada hambanya. Dan kecerdasan tertinggi adalah kecerdasan spiritual, karena kecerdasan spiritual mampu menjembatani antara kecerdasan intelektual dan juga kecerdasan emosional. Sehingga dalam tulisan ini akan dibahas lebih mendalam mengenai kecerdasan spiritual. Potensi Kecerdasan Manusia Ketika manusia lahir ia telah dianugerahi oleh Allah SAW berbagai instrumen untuk menjalani dan mengembangkan kehidupannya di bumi ini. Seperti instink gharizah, indra, akal kecerdasan dan nurani kalbu. Tetapi ia belum memiliki pengetahuan apa-apa dalam arti kognitif, kecuali potensi-potensi yang siap diaktualisasikan dengan instrumen tersebut. Dan dengan potensi-potensi itu manusia mampu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan personal, sosial maupun lingkungan alam. Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia di awal kehidupannya adalah sama, semua bermula dari nol. Dan dengan alat indra yang diberikan oleh Allah sebagai wujud dari salah satu anugerahnya manusia dapat menyerap serta menerima informasi yang didapatkan dari alat indra tersebut. Yang kemudian informasi itu diaktualisasikan ke dalam memorinya sehingga menjadi sebuah pengetahuan yang digunakan oleh manusia dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nahl ayat 78, dengan beberapa penafsiran para mufasir. وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّجَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 78 Artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” QS. An-Nahl 16 Ayat 78 Penafsiran Ayat Pada Tafsir Adwa’ al-Bayan fi Idah Al-Qur’an bil-Qur’an dijelaskan bahwa Allah mengeluarkan anak-anak Adam dari perut ibu mereka yang tidak tahu apa-apa. Dan Allah menjadikan bagi mereka telinga, mata, dan hati. Supaya mereka bersyukur atas berkahnya. Tetapi kebanyakan dari mereka tidak bersyukur. Sedangkan dalam Tafsir al-Kabir juga dijelaskan bahwa jiwa manusia ada dalam prinsip penciptaan tanpa semua ilmu atau tanpa mengetaui pengetahuan apapun, kecuali Allah menciptakan pendengaran dan penglihatan. Dan kemunculan indra ini menjadi alasan bagi jiwa manusia, untuk berpindah dari ketidaktahuan ke pengetahuan. Allah menciptakan pendengaran untuk manusia supaya manusia dapat mendengarkan nasihat Allah, penglihatan untuk melihat tanda-tanda Allah, dan hati sebagai pengetahuan yang sejati. Pada ayat tersebut Sya’rawi juga menafsirkan bahwa pendengaran disebutkan terlebih dahulu setelah itu baru penglihatan dan pemahaman. Karena diawal kehidupan manusia pada saat persalinan, indra pendengaranlah yang paling pertama berfungsi. Kemudian setelah sekitar sepuluh hari barulah menyusul penglihatan. Dan dari penginderaan diperoleh sebuah informasi pengetahuan yang tersusun dalam memori yang dikenal dengan pemahaman Transformasi Ilmu Pengetahuan Indra-indra tersebutlah yang menjadi penyumbang terbesar dalam transformasi ilmu pengetahuan. Mata dan telinga mempunyai peran paling besar dalam mengantarkan informasi ke dalam memori manusia, sehingga dapat menjadi serangkaian pengetahuan. Melalui sensasi penginderaan, persepsi, dan berpikir manusia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang digunakan untuk mengambil keputusan dan mengatasi persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa potensi itu sudah dibawa sejak lahir. Adanya jaringan otak di dalam kepala, berbagai instrumen Indra, dan seluruh perangkatnya telah diciptakan Allah sejak di dalam rahim ibu. Meskipun pada saat itu belum fungsional, dan jaringan otak merupakan instrumen yang paling dominan dalam pembentukan kecerdasan. Maka fungsionalisasi dari instrumen itu disebut sebagi akal. Kecerdasan intelektual memang menentukan keberhasilan seseorang. Akan tetapi, sebenarnya ada kecerdasan lain yang lebih penting yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan spiritual pertama kali digagas oleh Zohar dan Marshal. Mereka mengemukakan hasil riset dari para ahli psikologi maupun saraf mengenai eksistensi titik Tuhan’ yang dikenal dengan istilah God Spot. God Spot merupakan pusat spiritual yang terletak di bagian depan otak manusia, sehingga setiap manusia sudah pasti memilikinya. Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan manusia dalam melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran sesuai dengan nilai-nilai arif yang telah dituntunkan oleh Allah. Sehingga manusia dapat memaknai hidupnya serta mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Kecerdasan spiritual berkaitan erat dengan kejiwaan manusia dan agama juga sangat erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Sehingga jika pemeluk agama yang taat mampu dalam memaknai kehidupannya, dengan itu jiwanya akan merasakan sebuah kebahagiaan. Dan orang yang jiwanya merasakan sebuah kebahagiaan maka ia dikatakan sebagai orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang Neurologi ilmu tentang saraf bahwa kecerdasan spiritual mempunyai tempat di dalam otak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam otak manusia terdapat bagian yang mampu mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, dalam mengenal serta berhubungan dengan Allah. Nabi Muhammad mengatakan bahwa setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Dan sebagian ulama memaknai fitrah sebagai kecenderungan untuk bertauhid. Maka dapat dipahami bahwa memang sudah dari sananya dalam diri manusia di desain oleh Allah untuk mengenalnya, fitrah untuk mengenal Allah tidak dapat diingkari. Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual mempunyai peran yang sangat penting karena kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang tertinggi dari kecerdasan-kecerdasan yang lain. Sehingga dikatakan sebagai kecerdasan yang tertinggi. Karena kecerdasan ini dapat mewujudkan kedamaian hakiki, mengajak manusia memaknai hidup. Kemudian meraih kebahagiaan sejati yang membuat jiwa dan hati manusia menjadi bahagia, tenteram dan penuh dengan kedamaian. Peran penting dari kecerdasan spiritual yaitu mampu mengungkap segi parenial yang abadi, spiritual, dan yang fitrah dalam struktur kecerdasan manusia. Juga dapat membimbing manusia dalam memperoleh kedamaian dan juga kebahagiaan spiritual yang hakiki dalam kehidupan ini, dan kecerdasan spiritual juga dapat menyentuh segi spiritual karena menyajikan beragam pengalaman spiritual. Penyunting Ahmed Zaranggi
Fathonahartinya cerdas. Dalilnya adalah, jika para rasul tidak memiliki sifat cerdas, bagaimana mungkin mereka mampu membangun argumentasi terhadap orang-orang yang menentangnya. Maka, mustahil bagi rasul bersifat bodoh. Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi dalam memberikan jalan tengah di antara kaumnya yang berselisih.
Oleh Imam Namawi JAKARTA - Umumnya manusia beranggapan bahwa kecerdasan itu berkorelasi kuat dengan kemampuan daya cipta dalam hal sains dan teknologi. Tetapi, lupa mengaitkan secara erat dengan pengamalan agama sehingga kehidupan dunia yang sejatinya sarana malah berubah menjadi tujuan. Rasulullah bersabda, "Orang cerdas adalah yang mau mengoreksi dirinya dan berbuat untuk kehidupan setelah kematian." HR Tirmidzi. Memaknai hadis ini, Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud orang cerdas adalah orang yang senantiasa menghitung-hitung amal perbuatannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khattab. "Hisablah buatlah perhitungan untuk diri kalian sendiri sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan, bersiaplah untuk menghadapi hari yang besar, yakni hari diperlihatkannya amal seseorang sementara semua amal kalian tidak tersembunyi dari-Nya." Dengan demikian, kecerdasan bukan sebatas akumulasi ilmu, kemampuan berkarya cipta, dan mengembangkan usaha semata. Tetapi, lebih pada apakah diri ini telah benar-benar meyakini hari pembalasan atau tidak sehingga segenap effort yang dilakukan tidak lain adalah demi tegaknya agama. Salah satu sebab mengapa kebanyakan manusia ingkar kepada Allah Ta'ala adalah karena lemahnya iman terhadap hari pembalasan. Dalam konteks ini, mereka benar-benar tidak cerdas, seperti yang Allah jelaskan di dalam Alquran. "Mereka bertanya, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?' Katakanlah, 'Yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh itu adalah Dzat yang telah menciptakannya pada awal kejadian." QS Yasin [36] 78-79. Ayat tersebut memberikan penegasan bahwa dengan segenap kemampuan akal dan indranya, manusia tidak akan pernah bisa menjangkau bagaimana Allah "bekerja." Tetapi, sebagai makhluk yang dipilih untuk mendapatkan hidayah-Nya dan diberikan kemampuan berpikir, maka sangat jelas bahwa Allah mampu melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya, sekalipun di luar nalar manusia. Namun, dengan ilmu semua bisa diyakini. Oleh karena itu, ilmu yang merupakan bukti kecerdasan seseorang dalam Islam berkaitan sangat kuat dengan keimanan QS 318 dan tidak akan hadir rasa khasyah takut kepada Allah melainkan orang-orang yang berilmu QS 39 9. Dengan kata lain, kecerdasan dalam Islam adalah keimanan dan amal saleh. Rasulullah bersabda, "Allah tidak memberi seseorang anugerah yang lebih utama selain pemahaman ilmu tentang agama Islam. Dan, seseorang yang berilmu lebih sulit diperdaya oleh setan daripada seribu ahli ibadah yang tidak memiliki ilmu. Setiap sesuatu memiliki tiang dan tiang agama itu adalah ilmu agama." HR Thabrani. Ikrimah berkata, "Ilmu agama sungguh sangat berharga bagi manusia. Jika engkau sematkan ilmu agama itu kepada diri seseorang, niscaya ia akan membawanya kepada kebaikan; dengan tidak menyia-nyiakan fungsi hidup di alam dunia ini." Jadi, orang yang cerdas adalah yang menegakkan agama demi maslahat dunia-akhirat. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Kecerdasanspiritual menurut Al-Gazali dapat diperoleh melalui wahyu dan atau ilham. Wahyu merupakan "kata-kata" yang menggambarkan hal-hal yang tidak dapat dilihat secara umum, yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya dengan maksud supaya disampaikan kepada orang lain sebagai petunjuk_nya.
Kusyairimenuturkan bahwa kedekatan dengan Al-Qur'an tak hanya meningkatkan kecerdasan intelektual, tapi juga hati, akal dan pikiran akan diterangi dengan cahaya Al-Qur'an. Menurutnya lagi, anak yang sukses tanpa Al-Qur'an adalah sukses yang semu. Keluarga yang berhasil tanpa Al-Qur'an juga merupakaan keberhasilan yang semu.
Tahfidhsihah al-aqli F. Kecerdasan kembali pada semula KECERDASAN DALAM PANDANGAN AL-QU'RAN Dedeng Rosidin . A.Al-Qur'an menyuruh berfikir agar menjadi cerdas 1.Arti al-Nadhru Memikirkan dan menyelidiki - Atau dengan pengertian lain yaitu pengetahuan yang diperoleh setelah menyelidiki.
AspekAspek Kecerdasan Intelektual dalam Al-Qur'an. Secara umum Alquran diturunkan oleh Allah SWT adalah untukmencerdaskan ummat manusia, sehingga manusia bisa hidup dalam hidayah-Nya, mendapat kelapangan, jaminan surga yang penuh kenikmatan bagi orang yang beriman dan beramal saleh.

Keduaayat di atas mengandung pelajaran tentang bagaimana cara mengembangkan kecerdasan emosional. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa dengan sabar dan shalat akan menghilangkan sifat-sifat pemalsuan, takabbur, dan keras hati.

Q.S. Al-Baqarah : 197) 2 Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. ASPEKASPEK KECERDASAN SPIRITUAL YANG TERKADUNG PADA SURAT LUQMAN AYAT 12-19 Secara etimologi kecerdasaan spiritual merupakan kecerdasan pokok dalam mendapatkan masalah-masalah makna dan nilai yang terkadung didalamnya, seingga menempatkan tindakan atau suatu jalan hidup dalam konteks yang lebih luas dan bermakna 3.Maka dari itu Kecerdasan Padaawal-awal saya memberikan beberapa kutipan ayat yang berisi tentang hal-hal yang berbau tentang berakal, berpikir, berilmu dan pengetahuan. Masyaallah ternyata di alquran teori itu sudah ada sejak 1400-1500 thn yg lalu bahkan sebelum para peneliti tahu. artinya quran ini benar2 dari tuhan bkn dari manusia. maka semakin bertambah
MateriKuliah Ayat Dan Hadits Ekonomi Islam 1 . Kecerdasan di dalam membelanjakan pada tempat-tempatnya. Ayat alquran tentang tujuan ekonomi. 2 Ayat-ayat yang membangun prinsip hukum ekonomi dan bisnis. Setiap umat islam melakukan kegiatan ekonomi islam harus di lakukan dengan penuh amanah. Menurut berbagai sumber sistem ekonomi islam
Y5ef77.
  • 6xmc868icv.pages.dev/131
  • 6xmc868icv.pages.dev/818
  • 6xmc868icv.pages.dev/497
  • 6xmc868icv.pages.dev/30
  • 6xmc868icv.pages.dev/250
  • 6xmc868icv.pages.dev/865
  • 6xmc868icv.pages.dev/84
  • 6xmc868icv.pages.dev/668
  • ayat alquran tentang kecerdasan